Rabu, 08 April 2009

What Must I Do as Student to Change The World

Narasumber: Bpk. Iir Abdul Harist M.Ag

Saat ini kita sedang di hadapkan pada perubahan yang sangat besar, kita berada pada titik dimana orang – orang dahulu menunggu saat ini di mana ilmu pengetahuan dan tekhnologi berkembang pesat.

Masyarakat sekarang sedang di hadapkan pada: yang pertama yaitu perkembangan informasi yang sangat pesat.saat ini kita bisa mengetahui informasi tentang apa saja dalam waktu yang singkat. Berbagai informasi dapat kita dapat mulai dari religi, gaya hiup, music ,ilmu pengetahuan, tekhnologi, fashion, dsb. Yang menjadi tantangan bagi kita adalah kita harus pandai memilih info terbaik. Bukan saja mengenal atau mendapatkan informasi terbaik, tetapi yang jadi PR buat kita adalah bagaimana kita merekayasa informasi tersebut sehingga melatih kreatifitas.

Yang kedua,yaitu perkembangan tekhnologi. Karena perkembangan tekhnologi saat ini, berbagai penyakit mulai di temukan obatnya, rekayasa genetika, kultur jaringan, bayi tabung, dsb sudah tidak asing lagi dalam kehidupan kita. jarak bukan lagi masalah, karena dengan tekhnologi kita bisa mencapai tempat yang di kehendaki.

Yang jadi persoalan adalah “Apakah dengan adanya kemajuan tekhnologi kita bisa menjadi manusia sesungguhnya?” menjadi manusia yang mempunyai nilai- nilai kemanusian. Kadang dengan kemajuan tekhnologi ada sebagian orang yang lebih menghargai mesin daripada oaring yang memanfaatkan anggota tubuhnya. Contohnya saja banyak orang yang lebih menghargai orang yang naik mobil dan menganggap remeh pejalan kaki.

Di suatu Negara bagian di Amerika ada suatu budaya yang unik, yaitu budaya “Bohemia”. Di negara bagian ini begitu di hormatinya para pejalan kaki, para pengemudipun berhenti bahkan tidak membunyikan klakson saat pejalan kaki melintas jalan.

Pada jaman serba canggih ini, di mana komunikasi yang muadah sehingga intensitas silaturahmipun menjadi berkurang. Di jaman yang serba komputerisasi ini,tulisan tangan mulai di tinggalkan. Dan tulisan komputer menjadi lebih favorit. Padahal kalau di tela’ah, tulisan tangan itu mempunyai nilaikreatifitas yang mencerminkan sikap si penulis.

Yang ketiga, dampak di kemajuan tekhnologi dan informasi yaitu kerusakan lingkungan sehingga menimbulkan pemanasan global. Dampak dari pemanasan global tersebutbisa kita rasakan, seperti kemarau berkepanjangan, cuaca yang tidak menentu, naiknya permukaan air laut karena es di laut mencair. Karena keseimbangan lingkungan yang terganggu mulailah merebaknya penyakit endemik (menular) seperti H2N5, virus – virus mulai muncul.

Menghadapi dunia yang seperti ini, satu hal yang perlu kita miliki adalah “kreatif”. Kreatif itu kesanggupan untuk berkarya, kesanggupan untuk menggali potensi diri dan lingkungan. Jadi, sebenarnya kita jangan terlalu khawatir akan kelangkaan SDA atau Sumber Daya Alam, Climak Exchange, dsb selama kita kreatif. Namun yang perlu kita khawatirkan adalah apabila kita kehilangan semangat kreatifitas kita.

Nah..., bagaimana supaya kita menjadi manusia – manusia kreatif?. Inilah jawabannya:

~ Percaya pada kemampuan diri

~ Punya harapan besar akan kehidupan yang lebih baik.

~ Punya mentalitas ulet dan tak putus asa. Asal sobat – sobat ketahui, bahwa kunci orang – orang genius yaitu “Ulet”.

~ Suka tantangan. Karena dengan tantangan mengasah kemampuan diri dan mengetahui sisi diri kita.

~ Lingkungan yang mendukung. Untuk menjaga nilai – nilai kemanusiaan ada 2 hal, yaitu:

1.. Tidak melupakan nilai luhur agama

2. Ke’arifan budaya: nilai – nilai yang hidup dalam kebiasaan masyarakat tercermin dalam kesatuan sosial.

Dengan agama, manusia di ajak mengenal dirinya, fungsi – fungsi kemanusiaan, tujuan besar kemanusiaan. Tuhan sebagai tujuan hidup.

Ke’arifan budaya perlu kita lestarikan, karna dengan mengenal budaya kita, kita akan mempunyai identitas bangsa. Kita lihat contoh megara jepang. Walaupun Jepang suatu negara dengan teknologi tercanggih, tetapi jepang masih mempertahankan .budayanya. sehingga jepang mempunyai identitas. Identitas suatu bangsa merupakan suatu hal yang penting, karna dikala kita kehilangan identitas, maka kita akan larut dalam hal – hal yang semu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar